Sabtu, 06 September 2014

KISAH CINTA YANG MENGANTAR SEPASANG PEMUDA MASUK SURGA

Kisah ini terjadi di Kufah. Suatu hari, seorang pemuda tampan yang terkenal keshalihannya datang ke Bani An Nakha’. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan seorang gadis. Tak biasanya, ada rasa yang berbeda. Ada getaran aneh di dadanya. Banyak gadis cantik jelita, tapi kali ini, entah mengapa ia bisa jatuh cinta kepada gadis yang baru dijumpainya.

Rasa yang sama ternyata juga dialami oleh sang gadis. Ia juga jatuh cinta kepada pemuda tersebut. Padahal, ia telah dijodohkan oleh orangtuanya. Nanti jika telah tiba waktunya, pria yang dijodohkan dengannya itu akan datang mengkhitbah.

Sang pemuda shalih dan tampan, yang hatinya telah jatuh cinta tak mau lama-lama memendam cinta. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk mendatangi rumah si gadis untuk menyampaikan lamarannya.

“Maaf Nak, putriku sudah kujodohkan dengan pria yang tak lain adalah sepupunya,” demikian jawaban ayah si gadis.

Jawaban itu seperti petir di siang bolong. Cintanya yang menggelora kini bertemu dengan benteng kokoh sebagai penghalangnya. Gadis yang dicintainya ternyata sudah dijodohkan, dan tak mungkin bagi sang ayah untuk membatalkan perjodohan itu.

Sementara itu, sang gadis kini tahu bahwa pemuda yang dicintainya itu juga mencintainya. Keduanya saling mencintai dan cinta sang pemuda benar-benar serius karena langsung melamarnya. Ia berpikir keras, bagaimana caranya agar cinta keduanya bersatu. Akhirnya sebuah “cara nekat” terpikir olehnya.

Cinta sang pemuda semakin hari semakin mendalam. Kendati rasanya sudah tak mungkin menikahi gadis itu, cintanya tak kunjung padam. Makin menyala-nyala. Di saat seperti itu, datanglah utusan menyampaikan sebuah pesan dari gadis yang dicintainya: “Aku tahu betapa besar cintamu padaku. Kau juga perlu tahu betapa besarnya cintaku padamu. Jika engkau setuju, aku akan datang kepadamu. Atau jika kau mau, kau bisa datang ke kamarku. Aku telah menyiapkan jalannya.”

Sang pemuda gemetar; antara luapan cinta yang bertemu cinta dengan keimanan yang membuatnya takut melakukan kemaksiatan. Maka ia pun menulis surat balasan: “Aku tak setuju dengan dua cara itu. Aku takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala jika aku bermaksiat kepadaNya. Aku takut dengan azab Allah di hari pembalasan. Aku takut api yang tak pernah kecil nyalanya dan tak pernah padam kobarannya.”

Mendapati jawaban itu, gadis tersebut menangis. “Ia sangat mencintaiku, tapi ia lebih mencintai Tuhanku. Ia takut kepadaNya. Lalu mengapa aku tidak bertaqwa? Bukankah semua hamba berhak untuk bertaqwa?”

Sang gadis menyadari kekeliruannya. Jatuh cinta tidaklah terlarang, tetapi melakukan kemaksiatan atas nama cinta adalah hal yang diharamkan. Maka setelah membaca surat itu, ia bertaubat. Ia meninggalkan seluruh perbuatan buruknya, bahkan ia meninggalkan seluruh keinginannya terhadap dunia. Ia khusyu’ beribadah kepada Allah. Mendekat kepadaNya, bermunajat.

Hari demi hari berlalu. Tubuh sang gadis makin kurus. Bersamaan dengan gigihnya ia beribadah dan makin mendalamnya rindu dan cinta yang ditahannya. Akhirnya sang gadis meninggal dunia.

Sepeninggal gadis itu, sang pemuda sering menziarahi makamnya. Ia mendoakannya, hingga kadang tak terasa air mata sudah jatuh ke tanah pemakaman gadis yang dicintainya. Hingga suatu hari, saat ia mendoakan kekasihnya ia tertidur dan bermimpi bertemu dengannya.

“Bagaimana keadaanmu?” kata pemuda itu menyapa sang gadis dalam mimpinya. Sang gadis tampak lebih cantik dari yang pernah ditemuinya.
“Alhamdulillah, aku berada dalam naungan rahmat Tuhanku. Sebaik-baik cinta adalah cintamu yang telah menggiringku dalam kebaikan”
“Lalu kau mau ke mana?”
“Aku sekarang menuju pada kehidupan yang abadi. Menuju surga yang penuh kenikmatan”
“Aku berharap kau selalu mengingatku di sana. Sebab aku juga selalu mengingatmu di dunia ini”
“Demi Allah, aku takkan melupakanmu. Aku meminta kepada Allah agar Dia mengumpulkan kita di sini. Maka bantulah aku dengan kesungguhan ibadahmu”
“Kapan aku bisa bertemu denganmu?”
“Tak lama lagi”

Sang pemuda terbangun. Mimpi itu seperti mimpi yang nyata. Dan benar, tujuh hari setelah ia mengalami mimpi itu, ia meninggal dunia. Berpulang kembali menuju rahmatNya.

Sahabat… mungkin engkau juga jatuh cinta. Tak ada yang salah dengan cinta. Jika Allah menghadirkan cinta itu secara tiba-tiba, sesungguhnya Dia telah mengujimu. Apakah engkau akan tetap mematuhi aturanNya, atau terjebak pada kemaksiatan atas nama cinta.

Jika cintamu tak bisa bertemu di pelaminan, maka jangan pernah mengundang dosa atas nama cinta. Sebab saat kau memilih cintaNya atas segala cinta, Allah akan memberikan cinta terbaik untukmu di surgaNya.